Oleh: Saiful Hadi Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur’an, terdiri dari 286 ayat yang turun di Madinah. Jika diperh...
Oleh: Saiful Hadi
Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur’an,
terdiri dari 286 ayat yang turun di Madinah. Jika diperhatikan dengan
seksama, surah ini memiliki pola “tiga dimensi” yang menyimpan keindahan
struktur yang menakjubkan. Ia dimulai dengan tiga huruf pembuka, menjelaskan
tiga karakter manusia, menghadirkan tiga tokoh utama dalam kisahnya, dan
membentang indah dalam tiga juz.
Tulisan ini bukanlah tafsir terhadap Surah Al-Baqarah,
melainkan pengalaman reflektif dari pembacaan yang mencoba menangkap
keindahan pola, irama, dan simbol yang tampak di dalamnya.
Huruf Pembuka yang Mengundang Tafakur
Surat ini dibuka dengan tiga huruf yang tampak sekilas tidak
memberi makna tertentu: Alif, Lam, Mim, dan bisa jadi juga ketiga huruf
ini mewakili karakter sifat yang dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu muttaqin,
kafir dan munafik.
Terkait huruf-huruf ini para Ulama berbeda pendapat tentang
maknanya, ada yang melihatnya sebagai rahasia antara Allah dan Rasul-Nya, ada
pula yang menafsirkan bahwa huruf-huruf ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
tersusun dari huruf-huruf yang dikenal manusia, namun tiada seorang pun mampu
menandinginya.
Jika direnungkan dari sisi bentuknya, ketiga huruf tersebut
seperti menghadirkan pesan visual tersendiri.
Alif (ا) yang bentuknya berdiri tegak dan lurus, seperti garis yang
menghubungkan bumi dengan langit. Bisa jadi Ia melambangkan kemurnian tauhid, iman
yang murni dan lurus kepada Allah.
Sementara huruf Lām (ل) dengan bentuk yang bergerak menurun dan melengkung, seolah menggambarkan gerak yang mulai berbelok dari jalur lurus. Bisa jadi Ia merupakan simbol bagi jiwa yang menolak kebenaran, yang berpaling dari cahaya petunjuk sehingga disebut dengan kafir.
Sedangkan huruf Mīm (م) bagian kepalanya berbentuk lingkaran
yang tertutup rapat, seakan menyimpan rahasia di dalam dirinya. Bisa jadi Ia
mencerminkan karakter sifat munafik, yaitu mereka yang menutupi isi
hatinya dengan wajah yang berbeda di luar.
Tiga Karakter Manusia di Awal Surah
Setelah pembuka itu, Al-Baqarah langsung menggambarkan tiga
tipe manusia dalam menghadapi wahyu. Pertama adalah orang bertaqwa,
yaitu mereka yang meyakini yang gaib, menegakkan salat, dan menafkahkan
sebagian rezekinya. Kedua adalah orang kafir, mereka yang telah tertutup
hatinya dan berbelok dari kebenaran, sehingga peringatan apa pun tidak lagi
memberi pengaruh. Ketiga adalah orang munafik, mereka yang berwajah
ganda, tampak beriman namun menyimpan kebohongan di dada.
Ketiganya bukan sekadar klasifikasi sosial, tetapi potret
batin manusia sepanjang zaman. Surah ini seolah mengajak kita merenung: di
antara tiga golongan itu, di manakah posisi hati kita hari ini?
Tiga Tokoh dan Tiga Ujian Iman
Seiring ayat-ayatnya mengalir, Surah Al-Baqarah menghadirkan
tiga tokoh besar yang menjadi cermin perjalanan iman manusia: Adam,
Ibrahim, dan Musa.
Adam mewakili awal penciptaan dan ujian pertama manusia yaitu tentang ketaatan
dan ampunan. Sementara Ibrahim menghadirkan keteguhan dalam pengorbanan dan
tauhid murni. Sedangkan Musa menggambarkan perjuangan membangun umat yang keras
kepala namun terus mendapat bimbingan Allah.
Ketiga tokoh ini seakan melukiskan tiga tahap kehidupan
ruhani: jatuh dan kembali kejalur Ilahi sebagaimana yang terjadi pada Adam,
menyerahkan diri sepenuhnya pada Ilahi seperti yang dilakukan Ibrahim, dan berjuang
menegakkan kebenaran di tengah umat seperti yang dikerjakan oleh Musa.
Membentang dalam Tiga Juz
Surah Al-Baqarah terbentang indah dalam tiga juz penuh,
dari awal hingga akhir juz ketiga. Di tengah-tengahnya, terdapat ayat “Wa
kadzālika ja‘alnākum ummatan wasathā” (Dan demikianlah Kami jadikan kalian
umat yang pertengahan), ayat ini seolah menjadi titik keseimbangan dari
seluruh rangkaian ayat.
Dari awal hingga akhir, surah Al-Baqarah membentuk semacam
“lingkaran makna”: dimulai dengan pembentukan karakter manusia, berlanjut pada
perjalanan sejarah umat, dan kembali kepada tujuan asal penciptaan yaitu menjadi
hamba yang bertakwa.
Akhir Surah: Kembali kepada Hakikat Taqwa
Menariknya, Surah Al-Baqarah ditutup dengan ayat-ayat yang
kembali menegaskan karakter muttaqīn sejati seperti yang disebut di awal
surah.
“Rasul beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman...” (QS. Al-Baqarah: 285)
Ayat penutup ini menjadi puncak spiritual dari seluruh
rangkaian surah. Setelah melalui ujian, kisah, dan perintah, manusia akhirnya
diajak untuk kembali beriman, mendengar, dan taat. Allah menegaskan bahwa Dia
tidak membebani seseorang di luar kemampuannya, bagian ini menjadi sebuah
pengingat lembut bahwa setiap perjalanan menuju takwa selalu sesuai kadar
kemampuan masing-masing jiwa.
- [accordion]
- Dukung Kami
- Ummi Shalehah berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BSI 7122653484 an. Saiful Hadi
COMMENTS