Oleh: Saiful Hadi Dalam kehidupan, ada tindakan yang secara kasatmata tampak salah atau merugikan, tetapi di baliknya tersimpan maksud baik ...
Oleh: Saiful Hadi
Dalam kehidupan, ada tindakan yang secara kasatmata tampak salah atau merugikan, tetapi di baliknya tersimpan maksud baik yang hanya diketahui oleh Sang Maha Bijaksana. Sebagaimana kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam surat Al-Kahfi (ayat 60-82), dimana kisah ini merupakan sebuah contoh nyata tentang bagaimana kebaikan terkadang disalahpahami sebagai kejahatan.
Kisah ini dimulai ketika Nabi Musa diperintahkan untuk belajar kepada Khidir, seorang hamba Allah yang diberikan ilmu hikmah luar biasa. Salah satu peristiwa penting adalah ketika mereka menaiki sebuah perahu milik sekelompok orang miskin. Nabi Musa terkejut saat melihat Khidir melubangi perahu itu hingga rusak. Bagi Nabi Musa, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan. Ia berkata, “Mengapa engkau melubangi perahu itu yang akibatnya akan menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya engkau telah berbuat satu kesalahan besar.”
Namun, Khidir menjelaskan bahwa tindakan itu memiliki tujuan yang mulia. Perahu tersebut dilubangi agar terlihat cacat dan tidak dirampas oleh seorang raja zalim yang merampas setiap perahu yang layak pakai. Dengan melubangi perahu, Khidir sebenarnya melindungi para pemiliknya dari kehilangan total.
Hikmah di Balik Tindakan Khidir
Kisah ini mengajarkan bahwa penilaian manusia sering kali terbatas pada apa yang tampak di permukaan. Nabi Musa, meskipun seorang nabi, tidak memahami maksud tindakan Khidir karena hikmah di baliknya berada di luar pengetahuannya. Allah SWT berfirman:
"Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (QS. Al-Kahfi: 68).
Di dunia modern, kita sering menyaksikan tindakan yang dianggap aneh atau salah, tetapi seiring waktu kita menyadari bahwa tindakan itu memiliki maksud yang baik.
Misalnya: Ketika seorang pemimpin membuat keputusan tidak populer yang ternyata menyelamatkan negara dari krisis. Atau ketika seorang dokter mengambil tindakan operasi yang menyakitkan untuk menyelamatkan nyawa pasiennya.
Kisah Nabi Musa dan Khidir mengajarkan bahwa kehidupan tidak selalu hitam putih. Tidak semua yang terlihat buruk adalah kejahatan, dan tidak semua yang tampak baik selalu membawa manfaat.
Penutup
Melalui kisah ini, kita belajar untuk memperluas cara pandang kita terhadap berbagai peristiwa dalam hidup. Kebaikan sejati terkadang tersembunyi di balik hal-hal yang secara zahir tampak buruk. Hanya dengan keimanan, kesabaran, dan tawakal, kita dapat menerima bahwa setiap ketetapan Allah mengandung hikmah, meski kita tidak selalu memahaminya. Sebagaimana firman-Nya:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).
COMMENTS