Oleh: Saiful Hadi Surat Yusuf (QS. 12, 111 ayat) adalah satu-satunya surat yang menceritakan kisah Nabi Yusuf secara utuh dan runtut dar...
Oleh: Saiful Hadi
Surat Yusuf (QS. 12, 111 ayat) adalah satu-satunya surat
yang menceritakan kisah Nabi Yusuf secara utuh dan runtut dari awal sampai
akhir. Namun di balik alur yang indah itu, tersembunyi sebuah pesan yang jauh
lebih dalam, dimana Allah tidak pernah membiarkan hati hamba-Nya terbagi dua.
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua hati
dalam rongganya.” (QS. Al-Ahzab: 4)
Hati manusia hanya satu. Ia tidak bisa menampung dua pusat
cinta sekaligus. Dan ketika cinta kepada makhluk melewati batas, Allah akan
mengguncangnya, agar tertinggal hanya cinta yang sejati yaitu cinta kepada-Nya
semata.
Ya‘qub mencintai Yusuf dengan penuh kasih, namun Allah
memisahkan mereka puluhan tahun lamanya. Zulaikha diliputi pesona Yusuf, namun
Allah menyingkap betapa rapuh cinta yang hanya berdiri di atas syahwat.
Saudara-saudara Yusuf pun tergelincir, menjadikan cinta ayah bercampur iri
hingga berubah menjadi makar. Semuanya diuji, karena hati itu tidak boleh
menduakan.
Di puncak kisah, hanya Yusuf yang tetap lurus, ia sabar
menolak rayuan, sabar menanggung fitnah, sabar dalam penjara, dan tetap
menautkan hatinya pada Allah semata. Yusuf berdiri sebagai cermin hati yang
murni. Ia tidak terpedaya cinta ayah, tidak terjerat cinta Zulaikha, tidak pula
terikat pada balas dendam saudara. Cintanya lurus kepada Allah semata. Dan
karena itu Allah meninggikannya, menjadikan mimpi kecilnya kenyataan, semua
bersujud hormat kepadanya.
Dan bukankah jejak ini sama dengan ujian Nabi Ibrahim?
Setelah sekian lama merindukan seorang anak, Allah justru memerintahkan agar
Ismail disembelih. Cinta ayah yang lama diidamkan harus diuji dengan
mengorbankan sosok yang ia cintai, adakah ia lebih besar daripada cinta kepada
Allah? Ibrahim lulus. Ismail lulus. Dan Allah mengganti dengan tebusan besar.
Maka menjadi jelaslah, didalam kisah Yusuf dan kisah Ibrahim
sejatinya satu alur. Allah sedang mendidik hati hamba-hamba pilihan-Nya, agar
tiada cinta yang lebih besar selain cinta kepada-Nya.
Cintailah anak, pasangan, saudara, atau siapa pun yang kita
sayangi. Namun letakkan cinta itu di bawah cinta kepada Allah. Sebab bila cinta
pada makhluk terlalu penuh, Allah akan menguji, mencabut, atau mengguncang,
hingga hati kembali satu arah yaitu cinta kepada Dia yang Maha Abadi.
Cinta yang tulus menumbuhkan ketenangan, cinta yang berlebihan menumbuhkan cemburu. Belajarlah dari Yusuf, bahwa keindahan cinta hanya terjaga, dalam kesabaran dan ketulusan hati.
- [accordion]
- Dukung Kami
- Ummi Shalehah berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BSI 7122653484 an. Saiful Hadi
COMMENTS